THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Kamis, 06 Januari 2011

Bahaya Stimulasi Otak Tengah

Stimulasi otak tengah yaang sedang saat populer saat ini memang menarik, tetapi apakah hal ini aman, tentu perlu kita pertimbangkan lagi, apalagi bila menyangkut kesejahteraan anak anda.

Di kalangan medis otak tengah ini dikenal sebagai bagian dari otak manusia yang memiliki fungsi sangat vital, misalnya sebagai pusat pengendali jantung, pembuluh darah, pernafasan, * refleks-refleks, dan masih banyak lagi. Bryan K. Yamamoto (2002) membuat suatu penelitian midbrain pada 24 ekor musang jantan. Hasilnya aktivasi midbrain di daerah periaquaductal gray (PAG) ternyata justru mengakibatkan otot-otot polos pernafasan menjadi relaksasi, sehingga mengganggu pernafasan hewan-hewan tersebut.

Menurut Peter D. Larsen, Sheng Zhong, dkk. (2001) ada beberapa hal yang berubah karena aktivasi midbrain, misalnya tekanan arteri utama (mean arterial pressure), aliran darah di ginjal (renal bloodflow), aliran darah di daerah paha (femoral blood flow), persarafan daerah bawah jantung (Inferior cardiac), per-syaraf-an simpatis dan denyut jantung akan makin meningkat, sebaliknya tekanan darah justru turun, aktivitas persarafan di daerah tulang belakang juga turun. Peningkatan tekanan arteri, aliran darah ginjal dan paha tersebut bisamencapai 328%.

Induksi lateralisasi aktifitas otak tengah menurut sebuah tulisan ilmiah tahun 2005 malahan dapat mengakibatkan mental stress (tekanan mental) dan berbagai stres lain yang akan memicu gangguan irama jantung dan kematian mendadak (sudden death).

Sebagai informasi, di Rusia diperlukan waktu satu tahun bagi seorang siswa untuk mampu melakukan aksi blindfold. Di Jepang, sedikitnya perlu waktu tiga bulan untuk melakukannya. Ajaibnya di Indonesia suatu perusahaan pelatihan menyatakan hanya perlu waktu 12 jam untukmembuat anak-anak jenius.Ada beberapa tahapan yang harus dilewati oleh suatu lembaga yang memiliki ide penelitian sebelum dilemparkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan publik. Minimal telah melalui 10 tahun percobaan dilaboratorium (in vivo), setelah lulus uji klinis, barulah diujikan pada hewan-hewan percobaan dengan evaluasi sekitar 10 tahun. Padat ahap ketiga barulah diujikan pada para relawan (biasanya mereka dibayar) dan kembali dilakukan evaluasi. Dengan demikian dibutuhkan waktu sekitar 30 tahun untuk membawa suatu metode baru yang aman dalammasyarakat.

Kepopuleran stimulasi otak tengah memang tidak bisa kita pungkiri, semua orang tua pasti ingin anaknya pintar agar dapat berkompetisi dan berhasil dimasa depan, tetapi orang tua perlu juga untuk mengetahui yayasan/penyelenggara pelatihan otak tengah itu, jangan sampai anak-anak yang menjadi korbannya.


Sumber : Grace Center

0 komentar: